every moment is wonderful
Kamis, 29 Mei 2014
Jumat, 23 Mei 2014
Hari Bumi
Hari Bumi adalah sebuah gerakan untuk mengajak orang peduli terhadap
bumi atau lingkungan hidup kita. Hari bumi juga merupakan perayaan dan
penghormatan terhadap planet bumi, rumah satu-satunya tempat tinggal
manusia. Dimulai dari jalanan di New York, Hari Bumi telah menjadi
sebuah gerakan global yang mendunia hingga kini. Pelaksanaannya di
seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi
nirlaba beranggotakan berbagai ornop di seluruh dunia.
Gejolak yang disebabkan oleh perubahan iklim telah mendekati skala
gejojak yang disebabkan oleh perang. Sebuah laporan terakhir dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa dibandingkan konflik
bersenjata, semakin banyak orang kehilangan tempat tinggal di dunia
saat ini sebagai akibat dari perubahan iklim.Tema Hari Bumi tahun ini
adalah Perubahan Iklim, yang secara khusus
menampilkan perubahan iklim dalam potret hidup manusia, baik mereka
yang secara langsung terpengaruh dan mereka yang melakukan sesuatu
untuk menghentikan perubahan iklim. Jutaan orang telah terkena dampak
perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini, oleh karena itulah
perubahan iklim merupakan masalah paling besar yang pernah dihadapi
oleh umat manusia.
Ratusan ribu orang per tahun meninggal karena dampak iklim, dan
jutaan lainnya menjadi pengungsi. Negara-negara di Asia sedang
dipengaruhi oleh perubahan iklim yang terburuk. Akan ada musim kering
yang lebih panjang, permukaan air laut lebih tinggi dan jutaan orang
akan mengalami banjir setiap tahunnya. Diperkirakan bahwa dalam satu
abad yang akan datang, permukaan air laut di Asia Tenggara akan naik
sebanyak 80 sentimeter, menyebabkan 33 juta orang akan berurusan dengan
banjir setiap tahunnya. Kenaikan suhu sebagian besar akan mempengaruhi
sektor pertanian dalam bentuk kekurangan air dan kekeringan.
Indonesia, seperti juga negara-negara lain di Asia Tenggara berada di
garis depan dalam masalah perubahan iklim. Hilangnya hutan-hutan alam
rumah jutaan makhluk hidup yang menjadi penyeimbang iklim bumi memicu
gangguan pola cuaca dan menyebabkan banjir besar di beberapa tempat di
Indonesia serta intensitas badai yang meningkat. Peningkatan temperatur
bumi akan memicu pemutihan karang yang akan berdampak mengerikan bagi
kelangsungan kehidupan laut kita dan jutaan nelayan yang menggantungkan
hidup dari sumberdaya perikanan.
Kamis, 17 April 2014
kerusakan lingkungan dan upaya perlindungan
biologinote.blogspot.comPengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan
timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Kerusakan Pada Lingkungan Hidup
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.
a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
b. Faktor buatan (tangan jahil manusia)
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
a. Penanaman kembali hutan yang gundul
b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Kerusakan Pada Lingkungan Hidup
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.
a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
b. Faktor buatan (tangan jahil manusia)
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
a. Penanaman kembali hutan yang gundul
b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan
Rabu, 23 Oktober 2013
FKIP Pendidikan Biologi
Pendidikan Biolog
PENDAHULUAN
Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji tentang mahluk hidup. Ilmu biologi merupakan ilmu yang terus berkembang. Ilmu ini merupakan dasar dari bioteknologi (rekayasa genetika), pertanian, kedokteran dan ilmu-ilmu terapan lainya. Ilmu biologi merupakan pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar, SMP dan SMA. Banyaknya mata pelajaran biologi disekolah mengakibatkan kebutuhan akan tenaga guru dibidang biologi terus dibutuhkan.
Selain sekolah, banyak lembaga yang juga membutuhkan lulusan biologi seperti LIPI, industry farmasi, perkebunan, pusat-pusat konservasi dan lain-lain. Hal ini akan menjamin bahwa lulusan Prodi biologi mudah untuk mendapatkan lapangan kerja.
VISI
PS Pendidikan Biologi menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang religius, memiliki budaya akademik yang tinggi, terlibat secara aktif dalam lingkungan ilmiah, mampu berkompetisi dalam tatanan global, serta siap melayani berdasarkan nilai Kristiani.
MISI
Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji tentang mahluk hidup. Ilmu biologi merupakan ilmu yang terus berkembang. Ilmu ini merupakan dasar dari bioteknologi (rekayasa genetika), pertanian, kedokteran dan ilmu-ilmu terapan lainya. Ilmu biologi merupakan pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar, SMP dan SMA. Banyaknya mata pelajaran biologi disekolah mengakibatkan kebutuhan akan tenaga guru dibidang biologi terus dibutuhkan.
Selain sekolah, banyak lembaga yang juga membutuhkan lulusan biologi seperti LIPI, industry farmasi, perkebunan, pusat-pusat konservasi dan lain-lain. Hal ini akan menjamin bahwa lulusan Prodi biologi mudah untuk mendapatkan lapangan kerja.
VISI
PS Pendidikan Biologi menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang religius, memiliki budaya akademik yang tinggi, terlibat secara aktif dalam lingkungan ilmiah, mampu berkompetisi dalam tatanan global, serta siap melayani berdasarkan nilai Kristiani.
MISI
- Mengembangkan Pendidikan Biologi sebagai dasar penerapan IPTEK serta menjunjung tinggi akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan.
- Menciptakan budaya akademik yang kondusif untuk dapat bersaing dalam era pasar bebas.
- Menghasilkan lulusan Pendidikan Biologi yang mampu menyelenggarakan penelitian berkualitas serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmunya di masyarakat sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja.
- Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, pemerintah daerah dan instansi lainnya.
TUJUAN PROGRAM STUDI
Menghasilkan tenaga kependidikan di bidang Biologi yang berkualifikasi:
Menghasilkan tenaga kependidikan di bidang Biologi yang berkualifikasi:
- Memiliki integritas dan motivasi tinggi, serta bersifat terbuka.
- Memiliki prakarsa untuk membuka jalan menuju kemajuan ilmu dan teknologi.
- Menguasai ilmu kependidikan dan ilmu Biologi.
- Terampil melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Biologi.
- Mampu melaksanakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran Biologi.
KEUNGGULAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNEJ
- Dosen berpengalaman dan berpendidikan S2 dan S3
- Perkuliahan diikuti dengan praktek di laboratorium
- Mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
- Lulusan mampu bersaing di dunia kerja
- Fasilitas ruang kuliah nyaman, dilengkapi dengan AC
- Kuliah pagi hari (jam 08.00- 13.00) dan sore hari (16.00-21.00)
- Memiliki jaringan kerjasama yang kuat dengan instansi swasta maupun pemerintah
Selasa, 15 Oktober 2013
Lingkungan
Global
Warming atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pemanasan
global merupakan suatu proses meningkatnya suhu udara yang terjadi pada
atmosfer, laut ataupun di daratan bumi. Menurut beberapa penelitian
yang telah dilakukan, suhu udara rata-rata pada permukaan Bumi selama
100 tahun terakhir telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F).
PENYEBAB TERJADINYA GLOBAL WARMING
Ada beberapa yang menjadi penyebab terjadinya global warming di bumi ini. Manusia termasuk salah satu penyebab
terjadinya global warming/pemanasan global. Mengapa manusia juga termasuk salah satu penyebab terjadinya global warming? Jawabannya adalah karena manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Lho, apa hubungannya antara manusia dengan karbondioksida? Manusia saat bernafas menghirup oksigen dan melepaskannya dalam bentuk karbondioksida. Sedangkan karbondioksida merupakan salah satu faktor penyebab Gas Rumah Kaca yang menjadi penyebab terjadinya Global Warming yang nanti akan kita bahas dibawah. Oleh karena itu tumbuhan sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak Global Warming/Pemanasan Global. Karena tumbuhan/tanaman dapat menyerap karbondioksida saat proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
terjadinya global warming/pemanasan global. Mengapa manusia juga termasuk salah satu penyebab terjadinya global warming? Jawabannya adalah karena manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Lho, apa hubungannya antara manusia dengan karbondioksida? Manusia saat bernafas menghirup oksigen dan melepaskannya dalam bentuk karbondioksida. Sedangkan karbondioksida merupakan salah satu faktor penyebab Gas Rumah Kaca yang menjadi penyebab terjadinya Global Warming yang nanti akan kita bahas dibawah. Oleh karena itu tumbuhan sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak Global Warming/Pemanasan Global. Karena tumbuhan/tanaman dapat menyerap karbondioksida saat proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Dibawah ini akan kita jelaskan secara terperinci mengenai Penyebab
Terjadinya Global Warming/Pemanasan Global yang saya kutip dari
Wikipedia :
1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana
yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada
di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas
33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu
bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2. Efek Umpan Balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada
kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap
ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan
akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca
yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian
saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi
infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan.
Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar
Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau
pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di
dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan
dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan
menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunnya tingkat nutrien pada
zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi
kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini
dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas
Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari
mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke
University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi
terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode
1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan
rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini
membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca
dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa
efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah
dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun,
sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan
Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
“keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus
Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat
“keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk
berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood
dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global
dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari
output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
AKIBAT DARI GLOBAL WARMING/BAHAYA GLOBAL WARMING
Air bersih semakin sulit didapat (hanya 20% penduduk dunia yang dapat
memperolehnya). Badai semakin sering terjadi, penyakit baru bermunculan,
kita telah kehilangan lebih dari 1000 spesies dalam waktu singkat, es
di kutub mencair dan permukaan air laut meningkat, dan masih banyak
lagi..
CARA MENANGGULANGI GLOBAL WARMING
- Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
- Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
- Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
- Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
- Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
- Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
- Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
- Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
- Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
- Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
- Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
- Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
GLOBAL WARMING DI INDONESIA
Dampak pemanasan global/global warming di Indonesia diantaranya adalah
terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang
sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
HMPSPB Lumba-Lumba
HMPSPB "lumba-lumba"
HMPSP BIOLOGI LUMBA-LUMBA
Sebuah organisasi di biologi dengan intensitas praktikum
sangat tinggi, apakah mungkin? Berawal dari berdirinya program studi pendidikan
biologi pada 18 Juli 1984 berdasarkan SK Dikti nomor 44/DIKTI/KEP/1984.
Pada tanggal tersebut di mulailah awal perkuliahan
pendidikan biologi di Universitas Jember. Pada masa awal-awal perkuliahan
tersebutlah mulai tercetusnya ingin mendirikan sebuah organisasi yang dapat mewadahi mahasiswa pendidikan biologi itu
sendiri. Di tahun pertama perkuliahan di pendidkan biologi muncul organisasi
pertama kali bernama “ExBOr” (EXACT BIOLOGI ORGANISATION). berdirinya “ExBOr”
belum ada esensi yang jelas bentuk organisasi ini.
Pada tahun ketiga pendidikan biologi dan “ExBOr”
berdiri, bertepatan setelah pulangnya prof. Sudarmadji. Ph. D, dari studi S2 di
Amerika, nama “ExBOr” itu sendiri dipertanyakan dan mendapatkan kritikan untuk
mengganti nama organisasi ini. Nama LUMBA-LUMBA inilah pertama kali di
lontarkan oleh Dr. Suratno, M. Si yang kala itu menjabat sebagai ketua “ExBOr”
dan ketua LUMBA-LUMBA pertama kali.
Nama LUMBA-LUMBA ini kemudian disepakati oleh
anggota organisasi ini dengan makna bahwasanya hewan ini mudah bersahabat
dengan siapa saja. Pada masa Dr. Suratno, M. Si, ini juga lah muncul penyetaraan
organisasi-organisasi mahasiswa pada program studi oleh PD III saat itu.
Sehingga setelah itu terbentukalah HMPSPB
LUMBA-LUMBA. Dalam perkembangannya HMPSPB LUMBA-LUMBA mengalami banyak
perbahan-perbahan ke arah yang lebih baik, di antaranya logo, logo yang kita
lihat saat ini adalah perubahan dari lambang DNA dengan Lumba-lumba di dalam
segi lima, dan sekarang hanya ada Lumba-lumba didalamnya.
Universitas Jember
Sejarah Singkat
Cikal
bakal Universitas Jember berasal dari gagasan dr. R. Achmad
bersama-sama dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman yang
bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di Jember. Untuk mewujudkan
cita-cita tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiganya membentuk
panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua dr.
R. Achmad; Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.
Selanjutnya
Panitia Triumviraat ini pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk yayasan
dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun (disahkan dengan Akta
Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di Jember). Yayasan Universitas
Tawang Alun inilah yang kemudian mendirikan universitas swasta di Jember
dengan nama Universitas Tawang Alun yang kemudian disingkat UNITA.
Dalam perjalanannya, ketiga tokoh tersebut mendapatkan dukungan penuh
Bupati Jember saat itu, R. Soedjarwo.
Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri PTIP No. 151 Tahun 1964 tanggal 9 Nopember
1964, tentang didirikannya Universitas Negeri di Jember. Usaha tanpa
kenal lelah sejak tahun 1957 itu akhirnya berhasil menjadi kenyataan,
Universitas Negeri Djember berdiri !
Pada
awal berdirinya pada tahun 1964, Universitas Negeri Djember yang
disingkat UNED, memiliki lima fakultas, terdiri dari Fakultas Hukum di
Jember, dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan
Fakultas Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di
Banyuwangi. Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad.
Kepemimpinan
dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol. Soedi Harjohoedojo (1967-1969),
Letkol. Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kol. Drs. H. R. Warsito
(1978-1986). Baru semenjak tahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat
oleh sivitas akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof. Dr. Simanhadi
Widyaprakosa (1986-1995), Prof. Dr. Kabul Santoso, MS (1995-2003), Dr.
Ir. T. Sutikto, MSc (2003-2011) dan Drs. Moh. Hasan, Msc Ph.D (2012
sampai sekarang).
Visi UNEJ adalah menjadi universitas unggul dalam pengembangan sains, teknologi dan seni berwawasan lingkungan, bisnis dan pertanian industrial
Misi
-
Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan akademik, vokasi dan profesi yang berkualitas dan berwawasan ecotechnopreneurship;
-
Mengembangkan sains, teknologi dan seni inovatif , berwawasan lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial untuk kesejahteraan masyarakat;
-
Memberdayakan masyarakat agribisnis dengan menerapkan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal;
-
Mengembangkan sistem pengelolaan Universitas yang akuntabel dan bertaraf Internasional;
-
Mengembangkan jaringan kerjasama dengan stakeholders dan lembaga lain di dalam dan di luar negeri;
Tugas Pokok
Universitas
Jember mempunyai tugas pokok yaitu menyelenggarakan pendidikan tinggi
dan memberikan pendidikan berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan
cara ilmiah yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan
nasional.
Motto
Dalam
rangka memberikan arah dalam meningkatkan kualitas masukan, proses, dan
keluaran secara berkelanjutan, UNEJ telah merumuskan kebijakan mutu
akademik. Intisari dari kebijakan mutu akademik tersebut adalah UNEJ
akan selalu mengutamakan kualitas (quality first).
- melaksanakan dan mengembangkan pendidikan;
- melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan IPTEKS;
- melaksanakan pengabdian kepada masyarakat;
- melaksanakan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan;
- melaksanakan kegiatan layanan administrasi.
Tujuan
- meningkatkan kualitas produk tri darma perguruan tinggi;
- mengembangkan dan mengimplementasikan hasil-hasil penelitian;
- membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat akademik;
- meningkatkan perilaku kerja dan profesionalisme;
- meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen kelembagaan;
- memperluas jaringan kerjasama berdasarkan asas kesetaraan.
Langganan:
Postingan (Atom)